Pada tahun 1997, untuk pertama kalinya BlackBerry dilaunching oleh salah satu Perusahaan dari Waterloo, Kanada, Research In Motion (RIM). RIM dirintis oleh Mike Lazaridis, seorang pendatang dari Yunani yang dilahirkan di Turki. Sampai saat ini Research In Motion (RIM) mungkin belum diketahui oleh banyak orang.
Mike Lazaridis yang sempat kuliah di Universitas Waterloo, memilih untuk tidak meneruskan kuliahnya. Tak disangka, setelah drop out kuliah Mike malah berhasil menemukan teknologi unik yang digabungkan menjadi satu dengan gaya hidup yaitu BlackBerry yang mencengangkan dunia. Sehingga majalah Time di tahun 2005 menjadikannya sebagai salah satu orang yang berpengaruh di dunia.
Di Indonesia sendiri, perangkat keras ini pertama kali diluncurkan di penghujung tahun 2004 oleh Perusahaan Starhub yang merupakan rekanan utama dari BlackBerry yang khusus melayani masalah teknis mengenai instalasi BlackBerry dan operator PT. Indosat yang menyediakan layanan BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server.
Walaupun BlackBerry di Indonesia telah masuk sejak akhir tahun 2004, tetapi baru pada bulan Agustus 2009 RIM meresmikan pembukaan layanan "after sales" (purna jual) BlackBerry di Indonesia. Hal ini merupakan imbas dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19 Tahun 2009 tanggal 26 Mei 2009 tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan / Garansi Purna jual dalam Bahasa Indonesia. Dan Departemen Perdagangan sendiri mendesak agar RIM segera meresmikan layanan purna jualnya paling lambat 3 bulan setelah Permendag berlaku.
Pemerintah memang gencar mendesak RIM agar segera membuka layanan purna jualnya di Indonesia, karena untuk melindungi konsumen pengguna smartphone BlackBerry di Indonesia yang semakin meningkat pesat pemakainya. Walaupun bagi sebagian masyarakat Indonesia, harga BlackBerry seperti BlackBerry Bold, Curve 8900, Storm, dll termasuk cukup tinggi, tetapi peminatnya tetap banyak. Tipe handphone terbaru BlackBerry yang belum lama ini beredar di pasaran adalah BlackBerry Pearl 3G.
Sebelumnya RIM menganggap bahwa layanan "after sales" (purna jualnya) bisa ditangani oleh operator. Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada tiga operator, setelah PT. Indosat sebagai operator yang pertama kali memperkenalkan BlackBerry Indonesia, kemudian diikuti oleh 2 operator besar lainnya yaitu PT. Exelcomindo Pratama (XL) dan PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Tidak seperti PT. Indosat dan PT. Exelcomindo Pratama yang memberikan layanan BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server, PT. Telkomsel hanya memberikan layanan BlackBerry Enterprise Server sebagai bagian dari layanan untuk Perusahaan.
Sampai saat ini, BlackBerry di Indonesia hanya dipakai dan digunakan oleh Perusahaan-Perusahaan dan pribadi, tidak seperti di negara lain yang telah dimanfaatkan oleh Pemerintahan atau untuk kepentingan intelijen.
Mike Lazaridis yang sempat kuliah di Universitas Waterloo, memilih untuk tidak meneruskan kuliahnya. Tak disangka, setelah drop out kuliah Mike malah berhasil menemukan teknologi unik yang digabungkan menjadi satu dengan gaya hidup yaitu BlackBerry yang mencengangkan dunia. Sehingga majalah Time di tahun 2005 menjadikannya sebagai salah satu orang yang berpengaruh di dunia.
Di Indonesia sendiri, perangkat keras ini pertama kali diluncurkan di penghujung tahun 2004 oleh Perusahaan Starhub yang merupakan rekanan utama dari BlackBerry yang khusus melayani masalah teknis mengenai instalasi BlackBerry dan operator PT. Indosat yang menyediakan layanan BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server.
Walaupun BlackBerry di Indonesia telah masuk sejak akhir tahun 2004, tetapi baru pada bulan Agustus 2009 RIM meresmikan pembukaan layanan "after sales" (purna jual) BlackBerry di Indonesia. Hal ini merupakan imbas dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19 Tahun 2009 tanggal 26 Mei 2009 tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan / Garansi Purna jual dalam Bahasa Indonesia. Dan Departemen Perdagangan sendiri mendesak agar RIM segera meresmikan layanan purna jualnya paling lambat 3 bulan setelah Permendag berlaku.
Pemerintah memang gencar mendesak RIM agar segera membuka layanan purna jualnya di Indonesia, karena untuk melindungi konsumen pengguna smartphone BlackBerry di Indonesia yang semakin meningkat pesat pemakainya. Walaupun bagi sebagian masyarakat Indonesia, harga BlackBerry seperti BlackBerry Bold, Curve 8900, Storm, dll termasuk cukup tinggi, tetapi peminatnya tetap banyak. Tipe handphone terbaru BlackBerry yang belum lama ini beredar di pasaran adalah BlackBerry Pearl 3G.
Sebelumnya RIM menganggap bahwa layanan "after sales" (purna jualnya) bisa ditangani oleh operator. Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada tiga operator, setelah PT. Indosat sebagai operator yang pertama kali memperkenalkan BlackBerry Indonesia, kemudian diikuti oleh 2 operator besar lainnya yaitu PT. Exelcomindo Pratama (XL) dan PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Tidak seperti PT. Indosat dan PT. Exelcomindo Pratama yang memberikan layanan BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server, PT. Telkomsel hanya memberikan layanan BlackBerry Enterprise Server sebagai bagian dari layanan untuk Perusahaan.
Sampai saat ini, BlackBerry di Indonesia hanya dipakai dan digunakan oleh Perusahaan-Perusahaan dan pribadi, tidak seperti di negara lain yang telah dimanfaatkan oleh Pemerintahan atau untuk kepentingan intelijen.
No comments:
Post a Comment