Pesaing Research In Motion, produsen smartphone BlackBerry asal Kanada ini serasa tidak pernah berkurang. Dari iPhone milik Apple yang merupakan saingan besar dari BlackBerry, sampai pada ponsel Android yang baru belum lama ini muncul di pasar dan mengklaim akan menyingkirkan posisi BlackBerry sebagai raja smartphone, terutama untuk di Indonesia.
Sepak terjang Android di pasar telepon seluler memunculkan berbagai issue tentang kemungkinan berpalingnya pengguna BlackBerry Indonesia ke ponsel Android yang menurut para analis dinilai lebih unggul dari smartphone BlackBerry, baik dari software yang digunakan maupun aplikasinya yang lebih menarik. Maka dari itu serbuan ponsel Android diprediksi akan menjadi ancaman bagi pasar BlackBerry di Indonesia dan RIM harus memiliki persiapan yang lebih untuk dapat tetap bertahan.
Pernyataan dari Gregory Wade, Regional Vice President Asia Pacific RIM tentang berita ini terdengar sangat percaya diri, melihat pesaing baru yang sangat kuat ini RIM justru mengaku tidak takut, bahkan menyambut persaingan terbuka ini, mereka siap untuk berkompetisi dengan pesaing baru ini. Menurut Greg, BlackBerry bukan sekadar handset saja, namun lebih tepatnya adalah platform end-to-end atau layanan menyeluruh. Mulai dari infrastruktur back-end, sistem operasi dan services, kemitraan dengan operator, hingga aplikasi terintegrasi semisal BlackBerry Messenger. Semuanya ini di tawarkan oleh RIM dalam satu solusi handset yang aman dan bisa diandalkan, 'the BlackBerry experience', dan itulah yang membuat BlackBerry berbeda sehingga RIM yakin pelanggan BlackBerry Indonesia akan tetap setia.
Bahaya lain yang menjadi ancaman untuk pasar BlackBerry Indonesia selain dari aplikasinya yang menarik, harga dari ponsel Android yang relatif lebih murah dari BlackBerry, serta disediakan oleh banyak vendor, seperti HTC, Motorola, Samsung, LG, Sony Ericsson, dan lain-lain. Harga dari ponsel-ponsel Android tersebut berkisar antara Rp 2 jutaan. Persaingan harga memang merupakan sebuah tantangan yang sulit untuk dielakkan, maka tidaklah mengherankan jika BlackBerry Onyx, penerus BlackBerry Bold 9000, mulai turun harga. Penurunan harga ini diduga merupakan langkah untuk dapat tetap bersaing dengan ponsel Android.
Sepak terjang Android di pasar telepon seluler memunculkan berbagai issue tentang kemungkinan berpalingnya pengguna BlackBerry Indonesia ke ponsel Android yang menurut para analis dinilai lebih unggul dari smartphone BlackBerry, baik dari software yang digunakan maupun aplikasinya yang lebih menarik. Maka dari itu serbuan ponsel Android diprediksi akan menjadi ancaman bagi pasar BlackBerry di Indonesia dan RIM harus memiliki persiapan yang lebih untuk dapat tetap bertahan.
Pernyataan dari Gregory Wade, Regional Vice President Asia Pacific RIM tentang berita ini terdengar sangat percaya diri, melihat pesaing baru yang sangat kuat ini RIM justru mengaku tidak takut, bahkan menyambut persaingan terbuka ini, mereka siap untuk berkompetisi dengan pesaing baru ini. Menurut Greg, BlackBerry bukan sekadar handset saja, namun lebih tepatnya adalah platform end-to-end atau layanan menyeluruh. Mulai dari infrastruktur back-end, sistem operasi dan services, kemitraan dengan operator, hingga aplikasi terintegrasi semisal BlackBerry Messenger. Semuanya ini di tawarkan oleh RIM dalam satu solusi handset yang aman dan bisa diandalkan, 'the BlackBerry experience', dan itulah yang membuat BlackBerry berbeda sehingga RIM yakin pelanggan BlackBerry Indonesia akan tetap setia.
Bahaya lain yang menjadi ancaman untuk pasar BlackBerry Indonesia selain dari aplikasinya yang menarik, harga dari ponsel Android yang relatif lebih murah dari BlackBerry, serta disediakan oleh banyak vendor, seperti HTC, Motorola, Samsung, LG, Sony Ericsson, dan lain-lain. Harga dari ponsel-ponsel Android tersebut berkisar antara Rp 2 jutaan. Persaingan harga memang merupakan sebuah tantangan yang sulit untuk dielakkan, maka tidaklah mengherankan jika BlackBerry Onyx, penerus BlackBerry Bold 9000, mulai turun harga. Penurunan harga ini diduga merupakan langkah untuk dapat tetap bersaing dengan ponsel Android.
No comments:
Post a Comment