Hadirnya smartphone BlackBerry di pasar ponsel Indonesia telah menyihir masyarakat Indonesia, hampir semua masyarakat Indonesia, terutama kalangan menengah ke atas memiliki ponsel pintar asal Kanada ini. Ada yang menggunakannya karena kebutuhan pekerjaan, ada juga yang hanya sekedar mengikuti tren saja. Bahkan penjualan produk tablet Apple,iPad, pun tidak bisa melampaui smartphone yang satu ini. Smartphone BlackBerry diperkirakan akan semakin banyak diminati di Indonesia jika produk baru seperti BlackBerry Pearl 9100 3G phone yang telah beredar di Kanada dan Amerika ini beredar juga beredar di Indonesia. Selain itu RIM juga masih memiliki produk-produk handphone terbaru seperti BlackBerry Hibrida, tablet, BlackBerry OS 6.0 dan BlackBerry Storm versi LTE.
Banyaknya jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia mendorong semakin banyak operator seluler untuk menawarkan layanan BlackBerry kepada masyarakat. Dengan jumlah operator yang semakin bertambah semakin ketat pula persaingan antara sesama operator. Oleh sebab itu mereka bersaing dengan menurunkan tarif layanan BlackBerry. Munculnya penurunan tarif ini dicurigai sebagai bagian dari kreatif marketing untuk menarik lebih banyak pelanggan. Penurunan tarif ini menurut ketua umum IDTUG ( Indonesia Telecommunications Users Group) Nurul Yakin Setiabudi, tidak bisa dicegah karena tidak ada pembatasan tarif minimal. Yang terpenting adalah operator harus mempertahankan kualitas layanan mereka. Jangan sampai terjadi penurunan kualitas layanan atau network yang pada akhirnya menyebabkan berbagai keluhan seperti drop call, kesulitan mendapat signal atau keluhan serupa lainnya.
Sebenarnya cepatnya pertumbuhan penjualan smartphone BlackBerry bukan hanya di karenakan oleh fungsi BlackBerry yang canggih, tetapi juga karena harga BlackBerry yang mengalami penurunan. Harga BlackBerry Bold 9700 yang pada awal peluncuran berkisar antara Rp 6 juta, sekarang turun hingga Rp 4,6 juta.
Banyaknya jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia mendorong semakin banyak operator seluler untuk menawarkan layanan BlackBerry kepada masyarakat. Dengan jumlah operator yang semakin bertambah semakin ketat pula persaingan antara sesama operator. Oleh sebab itu mereka bersaing dengan menurunkan tarif layanan BlackBerry. Munculnya penurunan tarif ini dicurigai sebagai bagian dari kreatif marketing untuk menarik lebih banyak pelanggan. Penurunan tarif ini menurut ketua umum IDTUG ( Indonesia Telecommunications Users Group) Nurul Yakin Setiabudi, tidak bisa dicegah karena tidak ada pembatasan tarif minimal. Yang terpenting adalah operator harus mempertahankan kualitas layanan mereka. Jangan sampai terjadi penurunan kualitas layanan atau network yang pada akhirnya menyebabkan berbagai keluhan seperti drop call, kesulitan mendapat signal atau keluhan serupa lainnya.
Sebenarnya cepatnya pertumbuhan penjualan smartphone BlackBerry bukan hanya di karenakan oleh fungsi BlackBerry yang canggih, tetapi juga karena harga BlackBerry yang mengalami penurunan. Harga BlackBerry Bold 9700 yang pada awal peluncuran berkisar antara Rp 6 juta, sekarang turun hingga Rp 4,6 juta.
No comments:
Post a Comment